Tolak FTW, Sejumlah Mahasiswa Di Sula Gelar Aksi Shalat Dan Pembakaran Jenazah Mengatasnamakan Bupati Fifian
L
Link Satu
-
Oct, 01 2023
Aksi Pembakaran Jenazah Mengatasnamakan Bupati Fifian Adeningsih Mus. Foto: Istimewa.

SULA – Sejumlah Mahasiswa di Kepulauan Sula yang tergabung dalam Front Bersama yakni DPC GMNI Kepulauan Sula, PC IMM Kepulauan Sula, HIPMA-BASAWA dan Individu Pro Demokrasi menggelar Aksi Shalat dan Pembakaran Jenazah, yang mengatasnamakan Bupati Kabupaten Kepulauan Sula, Fifian Adeningsih Mus, Minggu (01/10/2023).

Hal ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan, lantaran sudah memasuki hari ke-7 pemboikotan jalan lintas kali baleha menuju lokasi Festival Tanjung Waka (FTW), belum juga mendapatkan tanggapan langsung dari Bupati Kabupaten Kepulauan Sula.

Prabowo Sibela, Sekretaris Umum PC IMM Kepulauan Sula mengatakan, Aksi gelar Sholat dan Pembakaran Jenazah yang mengatasnamakan Bupati Kepulauan Sula adalah bagian dari mosi tidak percaya.

“Innalillahi Wainnailaihi rojiun telah berpulang ke Rahmatullah hati nurani Bupati Kabupaten Kepulauan Sula yang tidak perduli terhadap pembangunan jembatan kali yang masih terbengkalai,” kata Prabowo.

Baca juga: Kejari Sula Didesak Segera Ungkapkan Hasil Audit BPKP Malut Terkait Kasus BTT Tahun 2021

Ia menambahkan, Aksi Shalat dan pembakaran Jenazah yang mengatasnamakan Bupati Kabupaten Kepulauan Sula, dilakukan sebagai bentuk kritikan untuk program Pemerintah Daerah yang hanya bersifat seremonial semata.

“FTW 2023 yang kemudian di prioritaskan dan akan diselenggarakan pada Oktober 2023 dengan total anggaran 10 Miliar, menurut kami akan sama saja seperti FTW di tahun 2021 kemarin, sebab Sarana Prasarana pendukung saja belum merata seperti akses jalan, jembatan, akses internet dan lain-lain,” imbuhnya.

Baca juga: Aksi Joget Dan Sawer Biduan Seksi Di Bali Oleh Oknum Kades Di Sula, Tuai Kritik

Prabowo juga bilang, Aksi Boikot FTW akan terus digelar sampai tuntutan mereka diindahkan, sesuai surat pemberitahuan aksi yang telah mendapat izin dari Polres Kepulauan Sula.

“Aksi ini legal dan akan ini terus berlanjut, sampai Bupati Kepulauan Sula ketemu dengan kami sendiri bukan antek-anteknya,” tegasnya.

Baca juga: Ratusan Nakes Honda di Kepsul Belum Terima Gaji Selama 5 Bulan

Bersamaan, Rifki Leko, Ketua DPC GMNI kepulauan Sula menyampaikan, Bupati Fifian tak punya hati nurani.

“Jika Bupati Fifian punya hati pasti dirinya bisa rasa dan tau kondisi masyarakat baleha yang saat ini sangat membutuhkan jembatan baleha sebagai akses transportasi darat,” ucap Rifki.

Baca juga: Tindak Lanjuti Masalah Bupati Fifian Ke Kemendagri, Bawaslu Sula: Perbuatannya Memenuhi Unsur Pelanggaran

Bupati Fifian, lanjutnya, perlu tahu bahwa saat hujan deras, kemudian terjadi banjir pasti warga Desa Baleha dan sekitarnya sangat terdampak.

“Setiap hujan deras, pasti warga Desa Baleha sangat khwatir, kalau sampai sungainya meluap terus terjadi banjir bandang, pasti mereka tidak bisa ke kota untuk belanja dan menjual hasil kebun serta hasil nelayannya, belum lagi adik-adik kami dari Desa Waigoi, dan Desa Waisepa pasti tak bisa bersekolah, bagaimana kita bisa bicara bahagia pendidikan dan bahagia ekonomi, apa lagi bahagia pembangunan sedangkan jembatan kali baleha saja tidak dibuat ini kan aneh,” tandasnya.

Baca juga: Sekda Kepsul: Festival Tanjung Waka Tahun 2023, Konsepnya Agak Sedikit Berbeda

Rifki pun mengancam, akan tetap lakukan pemboikotan akses jalan menuju lokasi FTW.

“Kami berharap, Pemda Kepulauan Sula khususnya Bupati Fifian agar dapat mengambil langkah progres Untuk memperjelas status jembatan kali baleha yang tidak dibuat, akan tetapi jika tidak ada kejelasan dari Bupati Fifian, kami pastikan k tetap memboikot jalan lintas kali baleha sampai puncak festival tanjung Waka FTW,” pungkasnya.

Pewarta: Setiawan Umamit

Redaktur: TIM

© 2023 Linksatu | All rights reserverd.